BANGKALAN, ALINEAZONA – Mahasiswa Program Studi Pendidikan IPA Universitas Trunojoyo Madura (UTM) yang terdiri dari Emeiliya Sufiani, Siti Fatima Azzahra, Aflah Nafisah Istiawati, Dita Herlina, Maufiqatul Khobiroh, dan Khusnul Refalina Syaira Safa Meliana, mengadakan program edukasi lingkungan di SMK Al-Asy’ari, Desa Pesanggrahan, Bangkalan. Kegiatan yang berlangsung pada Rabu (19/11/2025) ini berfokus pada sosialisasi mitigasi banjir rob serta pengelolaan sampah pesisir, menyusul meningkatnya kasus pencemaran lingkungan di wilayah tersebut.
Program sosialisasi ini merupakan tindak lanjut dari observasi lapangan yang dilakukan pada 18 September 2025. Hasil pemantauan menunjukkan adanya penumpukan sampah plastik, botol bekas, hingga limbah rumah tangga di sepanjang pesisir. Kondisi ini tidak hanya menimbulkan bau tidak sedap, tetapi juga menghambat aliran air sehingga memperbesar risiko banjir rob akibat tersumbatnya jalur pembuangan.
Temuan tersebut turut diperkuat oleh wawancara dengan perangkat desa. Mereka menjelaskan bahwa penumpukan sampah berdampak serius terhadap ekosistem laut, pendapatan nelayan, serta makin seringnya air pasang meluap ke pemukiman warga. Upaya pengangkutan sampah yang sebelumnya pernah dijalankan selama dua bulan pun terhenti karena rendahnya partisipasi masyarakat.
Keluhan serupa juga disampaikan warga sekitar. Seorang pedagang setempat, Ibu DN, mengungkapkan bahwa sampah yang menumpuk di pesisir bukan hanya berasal dari warga, tetapi juga terbawa arus dari sekolah dan desa tetangga. “Lingkungan jadi bau, tidak nyaman, dan kalau pasang air masuk ke jalan. Sampah ini asalnya campur-campur,” ujarnya.
Melihat urgensi persoalan tersebut, mahasiswa UTM merancang solusi melalui edukasi kepada siswa sebagai agen perubahan lingkungan. Rancangan program kemudian dikonsultasikan kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangkalan pada 13 November 2025. DLH menyatakan dukungan penuh serta mendorong agar program diperluas hingga jenjang SD, SMP, dan SMA, sejalan dengan konsep Sekolah Adiwiyata.
Sosialisasi yang digelar pada 19 November 2025 dan diikuti oleh 31 siswa berlangsung aktif dan interaktif. Materi mencakup penyebab banjir rob, hubungan antara sampah dan meningkatnya risiko rob, hingga penerapan langkah sederhana dalam pengelolaan sampah untuk mencegah pencemaran pesisir.
Para siswa merespons positif kegiatan tersebut. Hal ini tercermin dari evaluasi kegiatan, di mana beberapa siswa menyampaikan:
“Penjelasan tentang hubungan sampah dan banjir rob sangat membantu. Kami jadi paham kenapa pesisir bisa cepat tergenang.”
“Kegiatan seperti ini penting diadakan lagi karena masyarakat masih perlu diingatkan soal kebersihan.”
“Kami ingin ke depan ada materi tambahan seperti daur ulang sampah dan penghijauan, supaya lingkungan bisa lebih terjaga.”
Mahasiswa mencatat sejumlah rekomendasi dari peserta agar kegiatan tidak berhenti pada satu pertemuan. Kolaborasi berkelanjutan antara sekolah, mahasiswa, dan perangkat desa dinilai penting untuk menjaga kebersihan pesisir melalui edukasi, aksi gotong royong, dan sistem pengelolaan sampah yang lebih efektif.
Program ini diharapkan menjadi langkah awal dalam memperkuat kesadaran lingkungan masyarakat Desa Pesanggrahan sekaligus menekan risiko banjir rob yang kerap terjadi setiap tahun.
